Selasa, 29 Januari 2013

KOMUNIKASI DALAM ADMINISTRASI


KOMUNIKASI DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN
A.    Latar Belakang Masalah
               Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik.
Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya proses komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang menjadi topik atau pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi itu akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana penyaluran informasi atau berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selama lancar , hal terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam proses komunikasi.
                Dari uraian tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu diperhatikan mengenai unsure-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh komunikator maupun oleh komunikan, dan juga bahwa komunikator harus memahami dari tujuan komunikasi.
  
B.    Pembatasan Masalah
               Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :
a.     Pengertian Komunikasi
b.     Tujuan dan unsure-unsur komunikasi
c.     Fungsi-fungsi komunikasi
d.     Efektivitas proses komunikasi dalam menajemen pendidikan.

C.    Tujuan Penulisan Makalah
               Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini diarahkan untuk :
a.     Untuk mengetahui arti komunikasi
b.     Untuk mengetahui tujuan dan unsure-unsur komunikasi
c.     Untuk mengetahui fungsi-fungsi komunikasi
d.     Untuk mengetahui efektivitas proses komunikasi dalam manajemen pendidikan
       
D.    Sistematika Penulisan
               Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka klasifikasi sistematika penulisannya meliputi bab I Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan, bab II diibahas tentang pengertian komunikasi, tujuan dan unsure-unsur komunikasi komunikasi, fungsi-fungsi komunikasi, dan efektivitas proses komunikasi dalam manajemen pendidikan, dan bab III merupakan bab terakhir dalam penulisan makalah ini yang berisikan tentang kesimpulan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Pemimpin
               Dalam prose interaksi antara individu yang satu dengan yang lainya terjadi komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Menurut Oteng Sutisna mengemuakakan bahwa “Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi”.
Berdasarkan dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa dalam setiap hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok akan terjadinya komunikasi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk informasi atau berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi dalam mengutarakan perasaan pribadi, gagasan, dan ide kepada orang lain.
Selanjutnya menurut Aristoteles yang dikutif oleh Marsetio Donosepoetro mengartikan “Rhetoric dengan komunikasi, yang artinya sebagai segala usaha dan kemampuan seseorang untuk persuasi”.
Dari uraian tersebut, bahwa komunikasi merupakan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak terlepas dari kemampuan yang dimilikinya untuk berkomunikasi terhadap orang lain di dalam menyampaikan tujuan yang diinginkan. Dengan demikian bahwa komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang yang menjadi lawan bicara atau lawan untuk berkomunikasi.
B.    Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi
               Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut :
1.      Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.      Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.      Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.      Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5.      Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.

Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1.      Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau infromasi untuk diberikan.
2.      Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias dinyatakan dalam kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
3.      Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa berita itu idtujukan.
4.      Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
5.      Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.

  Berdasarkan dari unsure-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsure-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan mengalami hambatan.
C.    Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi komunikasi adalah :
1.      Fungsi informasi
2.      Fungsi komando akan perintah
3.      Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
4.      Fungsi integrasi

Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide.
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsure-unsur yang meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. 
D.    Efektivitas Proses Komunikasi dalam Manajemen Pendidikan
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lian. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
1.      Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu.
2.      Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu.
3.      Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai dengan maksud komunikasi

Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.
Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa “Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan.”
 Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa “Komunikasi informal adalah komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran, saran ide, atau informasi secara pribadi.” Komunikasi informal ini tentunya dengan cara melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal.
Menurut Oteng Sutisna bahwa “Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik
Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang sama.
Dalam kegitan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu manajemen pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada  kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat.
Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasit. Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di manan antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
                Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu
         Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :
1.      Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.      Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.      Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.      Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5.      Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ; harus ada suatu sumber, harus ada suatu maksud atau tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran atau media komunikasi, dan harus ada penerima berita.  
Sesuai dengan tujuannya bahwa  terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi.
 Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan perananya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada  kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
B.  Saran-Saran 
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen pendidikan sebagai berikut:
1.      Komunikator hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian informasi, dan menggunakan saluran atau alat bantu komunikasi sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat efektif dan efisien.
2.      Komunikan hendaknya mememahi keberadaannya sebagai penerima pesan atau informasi.
3.      Dalam proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik, sehingga kegiatan komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan tercapainya tujuan yang telah diteapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004).
Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi Aksara, 1994).
Dadang Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung, 1983).
I.Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung, 1983).
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih Kecerdasan, 1981).
Maman Suherman, Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia, 1986).
-Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999).
-Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir, (Surabaya : 1982).
-Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996).
-Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, (Bandung : Angkasa, 1983).
-Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005).
-Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995.
-Oten Stuisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, (Bandung : Angkasa, 1983) h. 190.
-Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir, (Surabaya : 1982) h. 35.

Jumat, 25 Januari 2013

EVALUASI PROYEK


I.    PENGERTIAN DAN KONSEP  PROYEK

1.1.  Pengertian
Mata kuliah Analisa Manfaat Biaya tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan proyek, karena yang akan dianalisa adalah tentang manfaat (benefit) dan biaya (cost) dari suatu kegiatan proyek. Oleh karenanya mata kuliah yang berkaitan dengan kegiatan proyek yang meliputi perencanaan, penaksiran (penilaian), pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi ini diberi nama dengan bermacam-macam nama seperti mata kuliah “Evaluasi Proyek”, “Perencanaan dan Analisa Proyek”, “Perencanaan dan Evaluasi proyek” dan  lain-lain nama, namun tujuan dari mata kuliah ini adalah untuk mengetahui berapa biaya (cost) dari suatu kegiatan dan berapa manfaat atau benefit dari suatu kegiatan tersebut baik dalam bentuk finansial maupun ekonomi, dan dengan mengetahui kedua bagian tersebut yaitu manfaat dan biaya, lalu dapat diketahui besarnya keuntungan  yang diperoleh dalam kegiatan yang dilaksanakan.
Berbagai ragam kegiatan dapat dimasukkan kedalam kerangka proyek, seperti pada kegiatan pertanian proyek dapat berupa pembuatan saluran irigasi, penggemukan ternak sapi, penanaman berbagai jenis tanaman, pembangunan pedesaan dan lain-lain.  Dari ragam kegiatan yang dilaksanakan dalam proyek lalu timbul difinisi yang beragam diantaranya ada yang memberikan arti bahwa proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang  menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit), atau suatu aktivitas dimana dikeluarkan biaya dengan harapan untuk mendapatkan hasil (return) diwaktu yang akan datang.
Aktivitas suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan dan memiliki suatu titik tolak (starting point) dan suatu titik akhir (ending point), biaya maupun hasilnya adalah hal yang pokok untuk diukur.
Manfaat (benefit) dalam suatu proyek adalah segala sesuatu yang memberi faidah bagi suatu kegiatan (proyek) sehingga dapat mengurangi biaya.  Sedangkan biaya  (cost) adalah segala sesuatu yang   menyebabkan berkurangnya manfaat dari suatu kegiatan (proyek).
Proyek pertanian adalah suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu.  Akan tetapi beberapa proyek pertanian, biaya-biaya produksi atau pemeliharaan yang telah dikeluarkan diharapkan dapat memberikan keuntungan atau manfaat secara cepat kira-kira dalam satu tahun, dan difihak lain proyek pertanian tersebut memiliki perhitungan yang berbeda dengan kegiatan yang  memberi keuntungan dalam jangka waktu lama seperti  pada perkebunan kelapa, karet dan sebagainya.
Memang batasan antara pengeluaran investasi dan pengeluaran operasional dalam suatu proyek pertanian tidak semuanya  jelas. Pupuk, pestisida dan sejenisnya dianggap sebagai pengeluaran produksi yang  habis dipakai dalam satu musim tanam atau satu tahun. Bangunan, traktor  atau ternak-ternak pengembang biak (breedding herd) biasanya dianggap suatu investasi yang akan memberikan hasil setelah beberapa tahun. Tetapi untuk hal yang sama pada suatu proyek lain, mungkin dianggap suatu pengeluaran investasi dan atau pengeluaran biaya produksi. Perbanyakan benih padi dianggap suatu pengeluaran produksi tetapi penanaman pohon-pohon mangga dianggap suatu pengeluaran biaya investasi.
Jadi proyek  merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan  dan pelaksanaan dalam suatu unit kegiatan. Proyek merupakan elemen operasional yang paling kecil yang dipersiapkan  dan dilaksanakan sebagai suatu kesatuan yang terpisah dengan perencanaan nasional atau program pembangunan sektor pertanian dan lain-lain.
Proyek merupakan suatu kegiatan tertentu dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.  Biasanya proyek merupakan kegiatan yang khas secara nyata berbeda dengan kegiatan investasi  bukan merupakan kegiatan rutin  dari suatu program yang dilaksanakan.
Dengan mempertimbangkan kegunaan dari kerangka  acuan proyek dalam proses pembangunan, proyek dapat pula diartikan sebagai suatu “potongan waktu” (time slice) dari program jangka panjang untuk suatu daerah, komoditas atau suatu fungsi perluasan usaha.   Untuk lebih jelasnya tetang kegiatan proyek yang merupakan potongan waktu dari program jangka panjnag  untuk suatu daerah, komoditas atau fungsi perluasan usaha, dibawah ini disajikan tentang  letak proyek  seperti pada gambar 1.


 




















            Gambar 1.  Bagan sebuah  program dengan kegiatan proyek.

1.2. Tujuan Analisa Proyek
Untuk perusahaan swasta atau perusahaan pemerintah, tujuan umumnya adalah memaksimalkan pendapatan netto, meskipun kedua-duanya memiliki tujuan penting lainnya selain menghasilkan keuntungan maksimum juga memperluas kegiatan-kegiatan yang  mampu mengurangi resiko, tetapi masyarakat sebagai satu keseluruhan sebagai bagian dari proyek mempunyai tujuan pokok yaitu meningkatkan pendapatan.
Selain tujuan umum diatas, tujuan dari analisa manfaat biaya adalah untuk menentukan  pilihan investasi. Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan adalah terbatas, maka perlu sekali diadakan pemilihan  diantara berbagai macam peluang usaha (proyek). Kesalahan dalam pemilihan proyek dapat mengakibatkan pengorbanan dari sumber-sumber yang langka. Karena itu perlu diadakan perhitungan percobaan sebelum melaksanakan proyek untuk menentukan hasil dari berbagai alternatif dengan jalan menghitung biaya dan kemanfaatan yang dapat diharapkan dari proyek.
Untuk pertanian kita dapat mengambil manfaat netto sebagai tujuan maksimum, banyaknya kenaikan keluarga tani yang dapat hidup diatas rata-rata kelompoknya   sebagai akibat dari penyertaan petani dalam proyek.

“Dengan” dan “Tanpa” Perbandingan

Analisa proyek mencoba untuk menentukan dan menilai biaya-biaya dan manfaat yang akan timbul dengan usulan proyek dan membandingkan kedua-duanya dalam situasi tanpa proyek. Perbedaannya adalah tambahan manfaat netto akan muncul dari investasi proyek,  seperti terlihat pada gambar 2.




 







                                                   






Pedekatan diatas tidak sama dengan perbandingan dalam keadaan  “sebelum” dan “sesudah” proyek . perbandingan antara sebelum dan sesudah proyek tidak menghitung perubahan-perubahan produksi yang akan muncul tanpa pelaksanaan proyek, sehingga mengarah pada suatu laporan yang salah  mengenai pengertian manfaat investasi proyek.

1.3. Kegiatan Proyek
Proyek  yang dipersiapkan secara rumit dalam kerangka kerja perencanaan pembangunan, meningkatkan dan memberikan arti bagi usaha  pembangunan secara luas. Kerangka proyek itu sendiri merupakan suatu alat analisa yang akan memberikan gambaran mengenai biaya-biaya yang harus dikeluarkan setiap tahun sehingga penyediaan sumber daya dapat tersedia sesuai rencana (kebutuhan). Kerangka proyek memungkinkan untuk memecahkan masalah-masalah organisasi dan administrasi yang mungkin dihadapi, memungkinkan penekanan terhadap susunan administratif jika masalah ini  merupakan gambaran mengenai sensitivitas hasil (return) terhadap investasi  jika masalah manajerial timbul.
Kerangka kegiatan proyek dalam memanfaatkan sumber daya dikelompokkan kedalam lima macam kegiatan.
1).  Proyek Inovasi Teknologi
Kegiatan ini menyangkut proyek-proyek yang bertujuan memodernisasi usaha-usaha produksi melalui produktivitas berbagai cabang usaha yang ada, umumnya merupakan proyek  pengenalan teknologi misalnya penggunaan saprodi, penggunaan alat-alat produksi yang lebih efisien.
2).   Proyek Perluasan Penggunaan Sumber Daya          
Mencakup proyek yang bertujuan  memberikan tambahan kegunaan bagi sumber daya yang ada kedalam usaha produktif, misalnya irigasi, membuat dam, pembukaan lahan konversi dari areal hutan.
3).   Proyek Perbaikan Status Golongan Tertentu
Proyek ini  berorientasi pada perubahan status ekonomi golongan tertentu dengan usaha bermacam-macam, golongan ini digolongkan sebagai golongan kekurangan modal, didalamnya dapat termasuk inovasi teknologi gizi masyarakat dan lain-lain.
4).   Proyek Perbaikan Penangan Pascapanen
Terutama yang berkaitan dengan kegiatan pascapanen yang bertujuan memperbaiki mutu dan produktivitas dari barang-barang yang memiliki kelanjutan dari usaha primernya, meningkatkan pendapatan produsen, mengurangi fluktuasi harga barang musiman dengan penyediaan tempat penyimpanan seperti cool storage. Semua usaha yang bertujuan memperbaiki mutu.
5).   Proyek Pembinaan Kelembagaan
Tergolong dalam proyek kelembagaan yang menunjang dan dapat menjamin peningkatan produksi. Pembinaan berkaitan dengan perkreditan yang menunjang inovasi teknologi.
Suatu proyek tidak begitu saja dilaksanakan tapi diseleksi dengan memprioritaskan proyek-proyek yang paling menguntungkan. Dalam pemilihan proyek yang tepat ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan diantaranya:
1.  Derajat intensitas penggunaan faktor-faktor produksi, bila faktor produksi lebih banyak tersedia maka akan lebih menguntungkan dalam pelaksanaan proyek.
2.  Besarnya investasi, manfaat yang akan diterima harus lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
3.  Pentahapan dari penggunaaan investasi, penggunaan investasi yang dilaksanakan apakah dalam waktu sekaligus  atau  bertahap disesuaikan dengan ketersediaan dana, biasanya  investasi pada awal lebih sukar pengembaliannya daripada bertahap.
4.  Cukup menggunakan sumber daya domestik, atau implikasi dari penggunaan sumber daya luar negeri.
5.  Mudah atau tidak pelaksanaannya.
6.  Dampak terhadap masyarakat yang terkena proyek, apakah masyarakat golongan ekonomi lemah atau sebagaian kecil dari mereka, dampak terhadap  APBN atau pengaruh terhadap pendapatan nasional.

1.4.  Perencanaan Proyek
Perencanaan proyek  membuat rumusan-rumusan dan tindakan-tindakan yang perlu untuk mencapai hasil. Proyek memberi suatu cara yang penting, yang dengan proyek tersebut investasi dan pengeluaran-pengeluaran untuk pembangunan/kegiatan lainnya dapat direalisasikan.
Perencanaan pembangunan yang baik membutuhkan proyek-proyek yang baik pula, demikian juga proyek yang baik memerlukan perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik tergantung dari tersedianya informasi mengenai adanya investasi yang potensial dan pengaruhnya terhadap perumbuhan dan tujuan-tujuan nasional. Perencanaan yang realistis memberikan informasi mengenai jumlah pengeluaran yang akan digunakan dalam kegiatan proyek dari sumber-sumber daya yang  dibutuhkan untuk setiap jenis investasi.
Pemilihan usaha sebagian besar didasarkan kepada indikator-indikator nilai, biaya dan hasil-hasilnya. Penilaian ini sering diukur melalui harga-harga pasar yaitu harga barang dan jasa yang sebenarnya terjadi dipasar.
Proyek yang dipersiapkan secara cermat dalam kerangka perencanaan, meningkatkan dan memberikan arti bagi usaha pengembangan secara luas. Kerangka proyek itu sendiri merupkan suatu alat analisa.
Perencanaan kegiatan proyek akan melewati suatu tahapan kegiatan, dalam hal ini berbagai unsur perlu dipersiapkan dan diuji untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu persiapan suatu usaha (project preparation) dapat dilihat sebagai suatu rangkaian kegiatan yang pada akhirnya harus ditunjang dengan sejumlah penelaahan (study) dan dokumen-dokumen untuk mengambil keputusan (decision), apakah suatu rencana investasi dapat dilaksanakan atau tidak. Tahapan-tahapan penelaahan (study) perencanaan adalah sebagai berikut:

1.4.1.    Tahap Identifikasi
Pada tahap ini ditentukan tujua dari rencana investasi yang dapat berupa:
1.    Membangun usaha baru.
2.    Memperbesar kapasitas produksi.
3.    Diversifikasi produksi.

1.4.2.   Tahapan Seleksi Pendahuluan
Berdasarkan obyek yang ditentukan, apa yan menjadi tujuan telaahan  (studi) dilakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan proyek antara lain:
1.    Dimana sumber bahan baku/bahan mentah dapat diperoleh dengan mudah dan berapa tingkat harganya.
2.    Darimana mesin-mesin/peralatan yang diperlukan   dapat diperoleh.
3.    Apakah ahli-ahli khusus diperlukan dalam proyek.
4.    Modal yang tersedia.
5.    Bagaimana saluran distribusi.
6.    Apakah ada monopoli terhadap produk-produk yang akan diproduksi.

1.4.3.    Tahap Pengujian (Apraisal)
1.    Analisa pasar
Studi pasar ini harus lebih mendalam untuk  mengetahui usaha  yang direncanakan dapat dilanjutkan atau tidak berkaitan dengan sumber bahan baku dan konsumen produk yang dihasilkan.
2.    Analisa teknis
Dalam analisa teknis, informasi yang diperlukan terdiri  dari:
a.    Informasi pasar
·     Perkiraan penjualan
·     Lokasi pemakai/konsumen
·     Pelayanan yang dibutuhkan.
b.    Informasi produk
·     Desain dan spesifikasi produk
·     Tingkatan kualitas
·     Kebutuhan pelayanan.
c.    Informasi material
·     Spesifikasi material
·     Pengadaan material
·     Waktu penyerahan
·     Tempat pelayanan
d.    Analisa lainnya meliputi:
·     Kemampuan dalam pengadaan modal
·     Kemampuan dalam pengadaan tenaga kerja dan lain-lain.
3.    Analisa Finansial
Langkah-langkah yang diperlukan dalam analisa finansial:
a.    Rencana/target penjualan
b.    Hasil/pendapatan
c.    Biaya-biaya  meliputi:
·     Biaya tetap, yaitu biaya yang besarnya tidak ditentukan oleh banyak  sedikitnya produksi.
·     Biaya operasional, yaitu biaya yang  digunakan pada proses produksi.
·     Penyusutan, yaitu biaya yang dikeluarkan  untuk cadangan pembelian investasi bahan baku.
·      Pembayaran hutang/kredit.
·      Dan lain-lain.

1.5.  Aspek-Aspek Analisa Proyek
Untuk  dapat merencanakan dan menganalisa proyek yang efektif, harus mempertimbangkan  banyak aspek yang secara bersama-sama menentukan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi  tertentu. Masing-masing aspek saling berhubungan  dengan yang lainnya, dan suatu keputusan mengenai suatu aspek akan mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek-aspek lainnya. Seluruh aspek harus dipertimbangkan setiap saat  dalam perencanaan proyek. Ada enam aspek yang perlu dilihat  dalam analisa dan perencanaan proyek yaitu aspek teknis, kelembagaan, sosial, komersial, finansial dan ekonomi yang diuraikan sebagai berikut:
                                                        


1.5.1.       Aspek Teknis
Analisa secara teknis berhubungan dengan input (penyediaan faktor-faktor produksi) dan output (produksi), secara teknis harus dapat dilaksanakan, tenaga teknis yang baik harus tersedia, berapa banyak staf  yang memadai untuk dapat beroperasinya kegiatan (pabrik).

1.5.2.   Aspek Kelembagaan-Manajerial
Untuk dapat dilaksanakan, suatu proyek harus dihubungkan dengan kelembagaan-kelembagaan yang ada ditempat proyek. Struktur organisasi yang dibuat harus dapat mencerminkan efisiensi dan efektifitasnya, serta harus berjalan sesuai rencana.

1.5.3.   Aspek Sosial
Yang dianalisa pada aspek sosial adalah budaya-budaya setempat, adat istiadatnya jangan sampai berbenturan dengan pelaksanaan kegiatan, hal lain adalah masyarakat disekitar, apakah dapat menjadi sumber tenaga sehingga tidak terjadi kecemburuan sosial dan banyak lagi faktor-faktor sosial lainnya.

1.5.4.   Aspek Komersial
Yang termasuk aspek komersial adalah dari sudut input rencana-rencana yang cocok harus dibuat untuk memperoleh input yang paling murah. Dari sudut output harus dibuat rencana pemasaran yang paling menguntungkan, pasarnya dimana, seberapa besar porsi (share) keseluruhan pasar yang akan dikuasai proyek.
Apakah produk untuk tujuan konsumsi domestik atau ekspor. Selain itu proyek juga harus melihat masalah pengaturan usaha untuk memperoleh peralatan dan perbekalan proyek.

1.5.5.   Aspek Finansial
Analisa finansial mencakup  rencana anggaran  belanja perusahaan,  rencana pendapatan dan keuntungan. Modal usaha yang digunakan apakah milik sendiri atau modal pinjaman, proyek juga perlu dianalisa dengan standar-standar yang dapat memberi gamabaran layak tidaknya untuk dikerjakan, juga penting dilihat kenaikan pendapatan atau “manfaat tambahan bersih” (net incremental benefit) dari proyek.

1.5.6.   Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi  yaitu mengenai pengaruh (kontribusi yang nyata dari proyek terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan. Sudut pandang yang diambil dalam analisa ekonomi adalah masyarakat secara keseluruhan.
Dalam analisa ekonomi, berbeda dengan analisa finansial walaupun keduanya memiliki obyek analisa yang sama. Dalam analisa ekonomi, pajak dan subsidi diperlukan sebagai pembayaran  transfer, harga yang digunakan adalah harga bayangan (shadow price) atau harga buku (accounting price) bukan harga pasar. Bunga terhadap modal tidak pernah dipisahkan dan dikurangkan dari hasil bruto karena bunga modal merupakan bagian dari hasil keseluruhan (total return) terhadap modal yang tersedia untuk masyarakat secara keseluruhan.


1.6.   Siklus Suatu Proyek
Siklus suatu proyek (Project Cycle) adalah seluruh rangkaian dasar dalam perencanaan  dan pelaksanaan proyek.  Siklus proyek dapat dibagi menjadi:  Identifikasi, Persiapan dan analisa, Penilaian (penaksiran), Pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi.

1.6.1.   Identifikasi
Untuk memperoleh proyek yang potensial diperlukan identifikasi untuk  mendapatkan  segala informasi yang diperlukan, semakin banyak informasi dan data yang diperoleh semakin banyak pertimbangan yang dapat memberikan hasil yang baik, identifikasi meliputi, usul dan pendapat dari para ahli, sumber bahan-bahan yang diperlukan proyek, sektor-sektor yang diberi prioritas dan kondisi-kondisi yang menunjang kegiatan proyek.

1.6.2.   Persiapan dan Analisa
Proses ini meliputi semua pekerjaan yang perlu untuk membawa proyek tersebut bisa segera dilaksanakan:  Studi kelayakan yang  didasarkan atas data identifikasi, analisa finansial dan ekonomi, proyek yang dipilih terus dimantapkan untuk dilaksanakan.

1.6.3.   Penilaian (Penaksiran)
Setelah suatu proyek dipersiapkan, langkah selanjutnya adalah penilaian atau pengkajian terhadap data atau hasil analisa dengan tujuan untuk memberikan kesempatan memeriksa kembali tiap-tiap aspek dari suatu rencana proyek.  Apabila hasil penilaian  masuk akal (rasional) maka proyek dapat dimulai, tetapi apabila ditemukan kekurangan yang cukup serius, maka perlu merubah atau mengembangkan rencana yang sama sekali  baru.

1.6.4.   Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan  bagian yang terpenting dari siklus proyek.  Pelaksanaan proyek tidak lepas dari perencanaan karena dengan rencana yang baik memungkinkan untuk dilaksanakan dan keuntungan yang  diharapkan suatu proyek haruslah luwes karena mungkin saja terjadi perubahan dari rencana yang disebabkan  oleh kondisi ekonomi atau faktor-faktor lainnya.
            Pelaksanaan suatu proyek dapat dibagi menjadi  3 (tiga) periode yaitu:
1.    Penanaman  modal utama  ( untuk proyek pertanian  3 – 5 tahun).
2.    Pengembalian modal dan
3.    Periode keuntungan.

1.6.5.   Evaluasi
Pada tahap ini analisis mempelajari elemen-elemen penyebab kesuksesan dan kegagalan proyek.  Evaluasi merupakan alat penting bagi manajer dalam proyek yang sedang berjalan.  Evaluasi dimulai dari perencanaan sampai akhir dari suatu proyek.  Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan oleh banyak pihak yang berbeda dan hasil evaluasi diharapkan adanya rekomendasi  yang telah dipertimbangkan secara cermat.


Identifikasi
1.Aspek teknis
2. Aspek Sosial
3. Aspek Klbg.
4. Aspek Komers
5. Aspek Finansial
6. Aspek Ekonomi
 
 
Pelaksanaan
Periode I
Periode II
Periode III
 
Persiapan
     Dan
Analisa
 
I
















 





Gambar 3.  Bagan siklus sebuah  proyek